Sabtu, 27 November 2010

Film Review: Perempuan Berkalung Sorban


Jenis Film : Drama
Produser : Hanung Bramantyo
Produksi : Starvision Tahun 2009
Pemain Utama :
Revalina S. Temat, Joshua Pandelaki, Widyawati, Oka Antara, Reza Rahadian
Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis : Hanung Bramantyo dan Ginatri S. Noor 

Ini adalah sebuah kisah pengorbanan seorang perempuan, Seorang anak kyai Salafiah sekaligus seorang ibu dan isteri. Anissa (Revalina S Temat), seorang perempuan dengan pendirian kuat, cantik dan cerdas. 
Anissa hidup dalam lingkungan keluarga kyai di pesantren Salafiah putri Al Huda, Jawa Timur yang konservatif. Baginya ilmu sejati dan benar hanyalah Qur’an, Hadist dan Sunnah. Buku modern dianggap menyimpang.
Dalam pesantren Salafiah putri Al Huda diajarkan bagaimana menjadi seorang perempuan muslim dimana pelajaran itu membuat Anissa beranggapan bahwa Islam membela laki-laki, perempuan sangat lemah dan tidak seimbang
Tapi protes Anissa selalu dianggap rengekan anak kecil. Hanya Khudori (Oka Antara), paman dari pihak Ibu, yang selalu menemani Anissa. Menghiburnya sekaligus menyajikan ‘dunia’ yang lain bagi Anissa. Diam-diam Anissa menaruh hati kepada Khudori. Tapi cinta itu tidak terbalas karena Khudori menyadari dirinya masih ada hubungan dekat dengan keluarga Kyai Hanan (Joshua Pandelaky), sekalipun bukan sedarah. Hal itu membuat Khudori selalu mencoba membunuh cintanya. 
 
Sampai akhirnya Khudori melanjutkan sekolah ke Kairo. Secara diam-diam Anissa mendaftarkan kuliah ke Jogja dan diterima tapi Kyai Hanan tidak mengijinkan, dengan alasan bisa menimbulkan fitnah, ketika seorang perempuan belum menikah berada sendirian jauh dari orang tua. Anissa merengek dan protes dengan alasan ayahnya.

Akhirnya Anissa malah dinikahkan  dengan Samsudin (Reza Rahadian), seorang  anak Kyai dari pesantren Salaf terbesar di Jawa Timur. Sekalipun hati Anissa berontak, tapi pernikahan itu dilangsungkan juga. Selama menjalani perkawinan dengan Syamsudin, Anissa tak bahagia. Syamsudin adalah lelaki yang sama sekali tak mengerti perasaan perempuan. 
Ia selalu menuntut agar dilayani kapanpun dia mau. Anissa tersiksa. Tapi sebagai wanita muslim yang taat, ia berusaha melayani suami sebaik mungkin. Bahkan ketika Syamsudin menikah lagi dengan Kalsum  (Francine Roosenda) harapan untuk menjadi perempuan muslimah yang mandiri bagi Anissa seketika runtuh
Annisa selalu merasa kalau perempuan menjadi warga negara kelas dua, ditindas hak-haknya dan dilupakan suaranya. Namun, semuanya berubah ketika Khudori datang kembali ke Al-Huda dan bertemu dengan Annisa. Benih-benih cinta yang dirasakan sejak kecil masih ada dalam diri Annisa dan Khudori. Mereka pun disangka telah melakukan hal yang tak diperbolehkan sebagai seorang lelaki dan istri orang. Annisa akhirnya diceraikan sang suami dan dia memutuskan untuk pergi ke Yogjakarta.
 
Di Yogjakarta Annisa mulai memperlihatkan bakatnya dengan menulis. Dia bekerja di sebuah kantor konsultan dan menjadi konsultan handal. Annisa pun menikah dengan Khudori dan kembali ke Al-Huda dengan membawa buku-buku karyanya. Annisa ingin santri-santri yang ada di sana belajar memperjuangkan haknya sebagai perempuan dengan banyak membaca dan menulis. 
 

Namun, di pesantren itu terdapat larangan membaca buku yang berbau dunia luar. Annisa memperjuangkannya dengan membuat perpustakaan di Al-Huda. Ditengah usahanya, Anissa lagi-lagi harus menerima kenyataan pahit. Khudori meninggal dunia karena kecelakaan.
Tindakan ini ditentang kakak-kakak Anisa yang mengurus Pesantren sepeninggal Ayahnya. Tapi Anissa tetap pada pendiriannya, bahkan ia berniat membuat perpustakaan di pesantren itu. Ia lalu memutuskan kembali ke Jogya dan bekerja sebagai konsultan lembaga bantuan hukum untuk kaum perempuan. ‘Gairah’ baru yang dihembuskan Anissa di pesantren itu, ternyata menginspirasi tiga orang santri wanita yang kemudian kabur dari pesantren. 
Anissa kembali ke pesantren sembari membawa tiga santri yang kabur itu. Usaha dan kegigihan Anissa akhirnya berbuah. Ia berhasil membangun perpustakaan di pesantren itu.
 
Di film ini Akting Revalina S. Temat cukup memukau. Meskipun baru berusia 23 tahun dia cukup ciamik berakting menjadi seorang ibu hamil. Film yang diadaptasi dari novel karya Abidah Al Khalieqy berkisar tentang perempuan dan perjuangannya meraih eksistensi. Sang sutradara, Hanung pun siap mendapatkan kontroversi dengan film ini dengan membuat film yang berisi tentang Islam dan syariatnya.
 Berikut adalah tanggapan Hanung tentang film Perempuan Berkalung Sorban:
"Saya merasa sedih Islam menjadi kiblat untuk laki-laki dan keperluannya, bukan berarti saya membela perempuan tapi mari kita bicara secara proporsional karena Tuhan mencintai perbedaan tapi jangan dibeda-bedakan. Saya siap film ini menuai kontroversi dan kalau nggak ada yang suka saya siap berdiskusi," ujar sutradara yang telah merilis tiga film yang diangkat dari novel.
 



“Ketika Cinta”
By. Siti Nurhalizah (Covered by Opick)
Ost. Perempuan Berkalung Sorban (2009)

Ada tiada rasa dalam jiwa  Rindu akan memanggilmu
Karna setiap jiwa t'lah bersumpah Setia hanyalah kepadamu
Bila cinta ada di dalam jiwa Wangi bunga dunia tanpa nestapa
Segala yang dirasa hanyalah dia Hati kan memuja hanya padanya

Ketika cinta memanggil Gemetar tubuhku
Ketika cinta memanggil Hangatnya nafasku
Ketika cinta memanggil Menderu sang rindu
Ketika cinta memanggil…

Rindu rindu rindu qalbu Memanggil-manggil namamu
Seperti terbang di langitmu Tenggelam di lautan cintamu

Bertabur qalbu yang rindu Melebur menjadi satu
Bagai menari diiringi pelangi Ketika cinta memanggil
Link Download Ketika Cinta MP3. 
 

1 komentar:

Silahkan beri komentar dan tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam